Monday, 14 October 2019

Resensi 20 thn mencari keadilan

Resensi
^^^^^^^^^^
Judul Buku: 20 tahun Mencari Keadilan
Nama Penulis: Bahtiar HS
Cetakan I : 2010
Penerbit: Inti Medina
Halaman: xviii+142

"Tidak ada seorang yang 'gila' dalam hal membaca buku yang pernah saya jumpai selain Perwira dengan tiga melati di pundak ini. Setiap kali saya datang ke ruangannya untuk berdiskusi atau sekedar tukar informasi, selalu saja ada buku baru di mejanya. Bahkan tafsir Fi Zhilalil Qur'an saya lihat tak pernah absen berada di meja kanannya. Saya hampir yakin bahwa tafsir itu mungkin sudah berganti jilid dari sebelumnya setiap kali saya datang pada kesempatan yang berbeda. Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka saja sudah ia khatamkan sejak lama."

"Di mejanya beberapa waktu lalu, tergolek buku Shalat Khusyuk tulisan Abu Sangkan. Lain waktu, tergolek buku Da Vinci Code karya Dan Brown. Kemudian Laskar Pelangi, jauh sebelumnya buku itu booming. Lalu buku tentang biografi Presiden Soeharto, buku-buku teknologi informasi, sejarah nusantara, termasuk novel Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi. Hampir setiap hari buku yang dibawanya dan tentu dibacanya selalu berganti."

Dua paragraf diatas salah satu kisah nyata yang diceritakan Bahtiar HS dalam buku ini.
Buku ini memuat lebih dari 15 kisah nyata yang dialami Bahtiar selama hidupnya, ada pula beberapa kisah yang dialami orang lain yang beliau sisipkan kisahnya di buku ini. Seperti kisah seorang laki-laki bernama Tasiran yang diberi judul 20 Tahun Mencari Keadilan, disini diceritakan Tasiran seorang lelaki tua yang punya semangat luar biasa, menghabiskan dua puluh tahun mencari keadilan hingga ajal menjemputnya demi mendapatkan barang bukti berupa dua buah cangkul.

Bahtiar menyebut buku ini sebagai buku 'Suri Teladan', karena memuat peristiwa-peristiwa yang mungkin dijumpai di sekitar kita. Ia mengajak dengan cara yang sederhana untuk mengambil pelajaran dari sebuah peristiwa yang sangat remeh, bahkan hanya melibatkan seorang tokoh yang amat biasa. Seorang tokoh yang mungkin kita jumpai . Ia berharap kita (penulis dan pembaca) bisa mengambil pelajaran berharga dari kisah-kisah nyata sehari-hari. Jika setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru, setiap peristiwa sesungguhnya adalah pelajaran. (halaman xv)

Membaca buku ini, kita merasa dekat dengan tokoh yang diceritakan sehingga kita seperti membaca kisah kita sendiri. Pemaparan kisah yang apik, membuat hikmah yang ingin disampaikan penulis benar-benar dapat diterima dan difahami pembaca.

Tidak setiap cerita, disampaikan hikmahnya secara tersurat dibuku ini. Tetapi saya yakin pembaca bisa mengambil hikmah yang tersirat dari kisah-kisah yang dimuat di buku ini.

Secara keseluruhan, buku ini sangat bagus dan sangat rekomended untuk dibaca semua orang, semua umur, lintas profesi, lintas budaya. Buku teladan, buku penuh hikmah dan sangat menginspirasi.)*

*warniati suciatiningsih
Resensi di share di facebook warnisajoo tgl. 15  Oktober 2019,

No comments:

Post a Comment

Resensi "MAHARESA"

Hai Readers apa kabar? Kembali lagi dengan saya yang mau berbagi resensi buku yang dibaca bulan Juni ini.  Ada dua novel yang udah selesai a...