Saturday, 30 May 2020

New Normal atau Herd Immunity???

Beberapa hari terakhir ini media Televisi ramai mensosialisasikan "New Normal." Apa sebenarnya new normal itu? 
New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup. 
Masyarakat, akan menjalani kehidupan secara new normal hingga ditemukannya vaksin dan dapat digunakan sebagai penangkal virus corona. Transformasi ini adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai ditemukannya vaksin untuk Covid-19 (indonesia baik.id)

Beberapa kalangan menyebut kondisi seperti ini dengan istilah pemberlakuan herd immunity.

Apa itu herd immunity?

Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi.
(www.alodokter.com)

artinya menyerahkan pada seleksi alam ; yang kuat bertahan, yang memiliki imun lemah akan meninggal dengan sendirinya.

Apapun itu namanya, satu hal yang pasti dengan keadaan pendemi ini, mengingatkan kita untuk mentafakuri kembali ungkapan:



 اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا ، و اعمل لآخرتك كأنك تموت غدا 


"Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah kamu untuk akhiratmu seakan kamu mati esok hari" 


Ya, kematian yang selama ini selalu kita lupakan, padahal sungguh hal itu adalah keniscayaan. Pandemi corona ini mengingatkan kita akan kematian yang bisa saja datang secara tiba-tiba. New normal atau herd immunity sekalipun menjadikan kita agar selalu waspada agar tidak terkena virus corona yang sering kali pasiennya berujung pada kematian. Namun jangan sampai kita lupa, ada hal lain lagi yang harus kita waspadai yaitu mati dalam keadaan su'ul khotimah. Naudzubillahi min dzalik.

Karena itu selain menjaga diri menghadapi virus dengan persiapan vitamin, hand sanitazer, dis infektan  dan lain-lain. Kita juga harus menjaga ruhiyah kita dengan mempersiapkan diri menghadapi pengadilan akhirat dengan selalu mendekatkan diri pada Sang Pencipta, Allah SWT. Meningkatkan iman dan taqwa, dan selalu memohon perlindungan-Nya.

Pada hakikatnya bukan kematian yang ditakuti, tapi kehidupan setelah mati. Akan kemanakah kita berakhir, syurga kah atau neraka kah? 

Wallahu'alam






38 comments:

  1. Agak beda sih dengan herd immunity. Itu sebenarnya seperti yang banyak dilakukan di awal masa pandemi. Beberapa negara membiarkan warganya beraktivitas seperti biasa.
    Sedangkan new normal adalah kita kembali beraktivitas namun dengan membangun kebiasaan2 baru sebagai bentuk penjagaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Yups itulah perbedaannya. Selalu berdoa pandemi ini cepat berlalu.

      Btw Terima kasih mba Farida sudah berkunjung 🥰

      Delete
  2. Kalau di Indonesia kayak'y mau new normal tapi banyak yg gak mematuhi protokol kesehatan. Haha. Berasa gak ada Covid bertebaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... Kadang aku ngeri sendiri. Semoga pandemi ini cepat berlalu ya mba.

      Terima kasih sudah berkunjung mba Ima 🥰

      Delete
  3. Sedih melihat banyak yang nggak menerapkan protokol kesehatan. New normal bukan berarti kehidupan dengan pola lama. Harus lebih mengutamakan kesehatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... Seharusnya protokol kesehatan jadi perhatian semua orang.

      Terima kasih mba sudah berkunjung🥰

      Delete
  4. Semoga warga semakin sadar untuk menjalankan protokol kesehatan. Mencintai diri sendiri dan mencintai orang lain yang ada di sekitarnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, terimakasih mba sudah berkunjung 🥰

      Delete
  5. Pendemi ini mengingatkan dan ngajarin kita tentang banyak hal.Ya gak cuma penyakit dalam arti sakit badan tapi juga pikiran yang galau .Dan kepada Tuhan sebaiknya kita berserah diri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip... Setuju banget.
      Terima kasih sudah berkunjung mba 🥰

      Delete
  6. Diera new normal ini kita harus lebih peduli lagi dengan kesehatan dan kebersihan. Supaya kita tetap bisa beraktivitas diluar rumah dan terhindar dari virus corona.

    Semoga pandemi ini segera berlalu dan semuanya bisa kembali beraktivitas seperti biasanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.

      Trima kasih sudah mampir mba 🥰

      Delete
  7. Semoga ini bukan skenario herd immunity. Semoga ini hanya new normal yg memang harus diaplikasikan agar roda ekonomi terus berputar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap... Aamiin.

      Terimakasih sudah berkunjung.

      Delete
  8. memang ya covid ini bikin semua carut marut, tapi bikin kita semakin dekat kepadaNya. lebih banyak ibadah dan doa, minta tolong sama Allah agar cepat diangkat virus ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... Aku pribadi malah jadi lebih sering mengingat kematian (dzikrul maut).

      Delete
  9. Menyeramkan ya herd immunity. Tapi melihat kebandelan orang Indonesia yang tetap ke tempat keramaian, kayanya herd immunity berlangsung aja tanpa disengaja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hm... Semoga pandemk ini cepat berlalu ya mba.

      Delete
  10. Sebetulnya yang diterapkan new normal, tapi karena banyak yang abai, jadi kayak herd immunity. Pada akhirnya memang kita yg harus punya kesadaran pribadi. Jaga diri, jaga keluarga dan orang lain. Enggak lupa untuk banyak berdoa agar senantiasa dilindungi Allah dan agar pandemi ini segera berlalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju....
      Aamiin.

      Terima kasih sudah berkunjung mba 🥰

      Delete
  11. Dibagian terakhir tulisan mbak mengingatkan saya untuk menyiapkan semuanya mbak��. Tidak hanya jasmani yang kita siapkan tapi rohaninya ya mbak��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... Itulah yang ingin saya sampaikan pada semua reader. Self reminder.

      Semoga kita semua termasuk orang2 yang senantiasa mempersiapkan diri, selain untuk kehidupan dunia juga mempersiapkan diri memperbanyak bekal untuk diakhirat.

      Delete
  12. Sangat mengecewakan memang, karena banyak yang menganggap new normal itu bener-bener kembali normal, anak-anak dilepaskan, dibiarkan saja berkeliaran ngumpul kesana kemari, begitu orangtua nya ditanya, "cuman main di lingkungan komplek aja, gak keluar-keluar komplek kok" lah pegimane kalo ada yang positif justru di dalam komplek. Entahlah, itulah mengapa disini masih zona merah dan bertambah semakin banyak, padahal daerah lain sudah pindah ke zona kuning dan zona hijau

    ReplyDelete
    Replies
    1. 😱 Ya Allah... Mba tinggal di zona merah? Semoga ke depannya masyarakat di sana lebih faham dan mau melaksanakan protokol kesehatan, ya mba.

      Dan semoga tak jadi zona merah lagi. Aamiin

      Delete
  13. sedih deh melihat new normal tapi banyak yang g patuh sama protokol kesehatan ya..kemaren malah liat orang2 touring ke puncak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mba.
      Aku kan tinggal di kabupaten. Aduh ...jalan raya macet terus pada mau ke pantai sama pegunungan. Mulai dari touring motor, sepeda santai sampai mobil mini bus.

      Hm, padahal penduduk sekitar belum berani ke tempat2 seperti itu.

      Delete
  14. Katanya badan yang kuat, lahir dari pikiran yang sehat. Nah pikiran sehat ini yang bikin kita semangat menjalani hidup. Ulasan yang bagus. Bagaimana pun kesehatan ruhiyah harus dijaga. Sakit pun cepat sehat kalau ruhiyah kuat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip... Terimakasih sudah berkunjung mba.

      Delete
  15. Benar sih mba, setiap dari kita tentunya akan menghadapi kematian. Tapi paradigma pemikirannya lebih kepada tanggung jawab masing-masing orang dalam menjaga kesehatan banyak orang. Sedikit yang kita lakukan dengan mengikuti protokol kesehatan merupakan amalan baik yang bisa dipraktekkan jika belum bisa memberikan sumbangsih lain dalam mengatasi permasalahan pandemi Covid-19 ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju 👍...
      Semoga pandemi ini cepat berlalu, aamiin.

      Terima kasih sudah berkunjung mba. 🥰

      Delete
  16. Ini yang banyak diperbincangkan. Keduanya punya akibat yg baik dan buruk. Yang terpenting jaga diri sendiri dulu dan ikuti protokol yang kesehatan yg sudah diberitahukan para ahli

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju sekali mba.
      Semoga pandemi corona cepat berlalu aamiin.

      Terima kasih sudah berkunjung mba. 🥰

      Delete
  17. Yang pasti kondisi pandemi ini membuat zikrul maut kita semakin sering ya, Mbak. New normal pun tetap harus waspada karena wabah belum mereda. Hanya kepada Allah segala usaha kita niatkan dan tawakkal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget mba. Ikhtiar + doa + tawakal. 👍

      Terima kasih mba sudah berkunjung 🥰

      Delete
  18. agak susah sih kalau cuma new normal aja. kalau sekarang sih kaya normal aja, nggak ada new newnya. jadi makin horor kalau mau ke mana-mana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul...
      Semoga pandemi ini cepat berlalu. Aamiin

      Btw. Terima kasih mba sudah berkunjung.

      Delete

Resensi "MAHARESA"

Hai Readers apa kabar? Kembali lagi dengan saya yang mau berbagi resensi buku yang dibaca bulan Juni ini.  Ada dua novel yang udah selesai a...