Dua
Kesaksianku
Asyhadu alla illaaha illallah, wa asyhaduanna
muhammadarrasuulullah, dua kalimah syahadat ini mungkin sudah tak asing lagi kita
dengar. Setiap muslim bisa dipastikan mengetahui arti secara bahasa
(epistemologi) dari dua kalimah syahadat ini, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah,” tapi apakah kita bisa menjamin bahwa
setiap muslim mengetahui makna dari dua kalimah syahadat ini? Atau bisa jadi
kita termasuk orang yang belum memahami makna dari dua kalimah syahadat ini.
Makanya gelar STMJ (Shalat Jalan Maksiat
Jalan) masih melekat dalam diri.
Kali ini mari kita bahas tentang makna syahadatain, yang tidak lain
jika dibahasa indonesiakan berarti dua kalimah syahadat. Untuk memahami
makna syahadatain ini, ada beberapa poin yang akan kita bahas di sini, yaitu:
v Apa sih pentingnya syahadatain?
v Sebenarnya, apa kandungan dari kalimat
syahadatain itu?
v Bagaimana cara berinteraksi dengan
syahadat
v Apa syarat syahadat bisa diterima
v Bagaimana cara merealisasikan kalimat
syahadatain
Pentingnya
Dua Kalimah Syahadat
1.
Gerbang menjadi seorang muslim
Syahadat merupakan pintu masuk islam,
seseorang yang akan masuk islam diwajibkan untuk mengikrarkan syahadatain, ini
berlaku bagi umat non-islam (NONI). Bagaimana dengan orang-orang yang lahir
dalam keluarga muslim, perlukah ia berikrar dihadapan ulama, seperti yang
dilakukan orang NONI yang hendak masuk islam?
Rasulullah SAW bersabda: ”Maa min mauluudin yuuladu ‘alal fitroh, fa
abawaahu yuhawidaanihi au yunashiroonihi au yumajjisaanihi” “Tidaklah seorang
anak manusia dilahirkan kecuali lahir dalam keadaan fitrah, lalau
orangtuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR.
Bukhori).
Fitrah disini adalah ketauhidan, artinya
seorang manusia pasti lahir dalam keadaan bertauhid, maka orang tuanya dan
lingkunganlah yang membuat aqidah ketauhidannya berubah.
Jadi selama dia menjaga ketauhidannya sampai ia dewasa,
bahkan sampai dia tiada, maka dia dikategorikan sebagai seorang yang bertauhid,
it means dia seorang muslim.
Diceritakan dalam Alquran bahwa dahulu
sebelum ruh dimasukkan kedalam jasad manusia, ruh-ruh manusia tersebut
dikumpulkan di alam ruh. Disana mereka ditanya oleh Allah SWT: “Bukankan Aku ini Tuhan-mu?” Mereka
menjawab: “Betul (Engkaulah Tuhan kami),
kami menjadi saksi” (coba
lihat Alquran 7:172)
Dengan keterangan tersebut jelaslah bahwa
pada hakikatnya setiap manusia dilahirkan dalam keadaan bertauhid, karena itu
dalam islam seorang anak yang lahir dalam keluarga muslim, maka anak tersebut
pun sudah menyandang sebagai muslim, tidak ada upacara “penyucian diri” atau
setelah dewasa ia harus berikrar dihadapan ulama “bahwa saya seorang muslim” (mengucap syahadatain
sebagai tanda masuk islam, tidak perlu dilakukan seorang yang dilahirkan dalam
keluarga dan didikan islam).
Inilah yang dimaksud syahadat merupakan gerbang menjadi
seorang muslim. Setiap manusia
pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan muslim karena sudah memasuki
“gerbang menjadi seorang muslim” dengan melaksanakan ikrar (bersyahadat) di
alam ruh. Terkecuali jika fitrah ketauhidannya tercemari dengan aqidah lain,
hingga ia melupakan bahwa satu-satunya Tuhan yang layak disembah adalah Allah
SWT (baca:
dilahirkan dalam keadaan beragama selain Islam atau keluar dari agama
islam/berpindah agama)
Fitrah ketauhidan dalam diri kita saat kita dilahirkan
menjadi perenungan buat kita untuk senantiasa menjaganya dengan menjadi muslim
yang sebenarnya, yang berani mengatakan AKU MUSLIM SEJATI, bukan MUSLIM
BERLABEL STMJ.
2.
Inti dari Ajaran Islam
Islam adalah agama tauhid, agama yang
mengajarkan penyembahan atas satu Tuhan seutuhnya. (bukan gabungan dari beberapa unsur atau pecahan
dari unsur lain).
Dengan kata lain tauhid menjadi inti dari ajaran Islam, dan makna tauhid/
peng-Esa-an terhadap satu Tuhan itu sendiri terdapat dalam kalimat syahadatain.
Oleh karena itu, memahami kandungan syahadatain menjadi
suatu keniscayaan bagi setiap muslim.
3.
Hakikat Da’wah Para Rasul
Semua Rasul, dari mulai Adam a.s. sampai Rasulullah SAW pada
hakikatnya menyebarkan (menda’wahkan) kalimat Asyhadu alla illaaha illallah,
yaitu keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dengan senantiasa
menyembah-Nya dan diikuti dengan mengimani Rasul-Nya, menjadikannya sebagai
tauladan dalam beribadah dan bermuamalah (hidup bermasyarakat)
4.
Keutamaan yang besar
Man qoola Laai Ilaaha Illallah,
dakholal jannah (Al-Hadits).
Barang siapa yang mengucapkan kalimat syahadat “Tidak ada Tuhan selain Allah”, maka ia
akan masuk syurga.
Dengan demikian barang siapa yang ingin masuk syurga,
bersyahadatlah, yakini dan fahami kandungannya. Dan tunjukan keyakinan itu
dalam lisan dan perbuatan kita dengan senantiasa melaksanakan semua perintah
Allah dan menjauhi semua larangan-Nya (menjadi Muslim yang Kaafah)
Inilah yang
menjadikan syahadatain menjadi hal yang sangat penting untuk diikrarkan,
diyakini, dan difahami maknanya, karena syahadatain merupakan gerbang menjadi
muslim, inti ajaran islam dan hakikat
da’wah para Rasul yang bisa menghantarkan kita bisa memasuki surga-Nya.
Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment