Judul : Pertemuan Sore Itu
Penulis: Alyanis Desi
Penerbit: Mandiri Jaya Publishing
Cetakan : I
Tahun: 2018
Jumlah halaman: vii+213
"Sulit. Tak mudah untuk memutuskan pergi. Jika bukan kamu, maka aku yang akan menjauh. Karena tak mungkin berjalan dalam 'rasa' yang salah " (Hal.155)
Buku ini berupa novel yang menceritakan seorang guru muda yang cerdas, kreatif, sangat dekat dengan siswa dan mandiri. Guru ini bernama Annisa Alya Jameela.
Kepribadian yang dimilikinya membuat sang kepala sekolah mengangkatnya menjadi wali kelas di kelas terfavorit di sekolah itu.
Kecerdasanya membuat dia mendapatkan undangan bertemu langsung dengan nomor 1 RI, karena berhasil seleksi mengikuti lomba Best Practice Teacher tingkat Nasional di Bogor.
Kedekatannya dengan siswa, membuatnya disayangi oleh semua muridnya. Namun siapa sangka dari kedekatan dengan salah satu muridnya, dia berkenalan dengan seorang Priyo.
Berawal dari perkenalan dengan Priyo inilah, semua perasaan yang tak biasa dirasakan Alya. Mulai dari resah, cemas, tak berdaya, rindu dan cinta. Perasaan yang sebenarnya wajar dirasakan oleh seorang wanita ketika "tertarik" dengan lawan jenisnya.
Hingga suatu saat mereka berkomitmen untuk saling menunggu sampai kelak dipersatukan dalam ikatan rumah tangga. Namun berapa lama waktu untuk menunggu yang tidak terukur, membuat Alya tak nyaman. Dia merasa semua menjadi tak pasti, tak yakin dengan hubungan yang dijalaninya. Dia mulai bemesraan kembali dengan kegiatan keislaman, disinilah dia tahu bahwa hubungan yang dijalaninya selama ini bersama Priyo termasuk perbuatan mendekati zina.
Perasaan bersalah terus menghantuinya, ia pun memberanikan diri menanyakan kejelasan hubungannya pada Priyo, tegas dia bertanya kapan akan menikah. Dan jawaban Priyo, membuat Alya yakin untuk menjauhi Priyo.
Pada akhirnya Alya harus memutuskan apa yang menurut dia benar, meski dia tahu masih memiliki cinta dan harapan pada Priyo. Dia pergi merantau, menjauhi Priyo.
Tiga tahun berlalu di rantau membuat Alya rindu akan kampung halamannya, ia pun menyadari masih menyimpan harapan pada Priyo, namun apalah daya dia harus menerima kenyataan jika Priyo tak bisa dia miliki kembali.
Novel ini diawali dengan kata pengantar yang tidak biasa, penulis seolah sedang berinteraksi dengan seorang manusia padahal yang dimaksud adalah ide cerita.
Novel yang menurut saya cukup menarik. Dengan alur maju mundurmembuat pembaca penasaran dengan kelanjutan kisah yang diceritakan.
No comments:
Post a Comment