Aku dan krucil tahun 2012 |
Tengah malam sampai shubuh rasa mual itu selalu muncul ketika saya konsumsi pil KB.
Seperti saat ini, tepat jam 12.30 malam aku terbangun karena rasa mual tak tertahan. Dari pada sendirian tersiksa karena rasa mual, aku akan berbagi pengalamanku berkelana dengan KB.
Orang bilang, menulis itu bisa jadi terapi kan. Jadi aku terapi menulis untuk mengusir rasa mual ku kali ini.
Setahuku program KB itu ada 2 macam, yaitu KB alami dan KB non alami.
Untuk penjelasan ilmiah nya readers bisa googling. Tapi kalo menggunakan bahasa ku, KB alami tuh merencanakan kelahiran anak dengan cara alami, yaitu saat anak pertama lahir, beri anak kita dengan ASI eksklusif selama 2 tahun, tanpa tambahan sufor ya readers. Ini akan menunda kehamilan selama 2 tahun juga.
Buat readers yang suka nambahin anaknya dengan sufor, jangan harap KB alami ini berhasil. Jadi kalau mau berhasil, cukup ASI saja.
KB hormonal ada dengan suntik ada juga dengan pil KB. Suntik ada yang sebulan sekali ada yang tiga bulan sekali. Kalau pil banyak merknya, di apotik tersedia macam-macam pil tinggal dipilih saja sesuai kondisi keuangan dan kesehatan kita.
Nah kalau yang non hormonal, ini KB yang kata bu bidan paling aman buat perempuan, yaitu dengan memasukkan property KB ke dalam tubuh Sang Ibu (implan, IUD dll) .
Pengalamanku dengan KB
Saatnya aku sharing pengalamanku ber-KB. Dulu saat awal menikah yang ditunggu-tunggu itu garis 2 di tespek. Dan Alhamdulillah dari menikah sampai hamil anak pertama hanya kosong 3 bulan.
Pengalaman pertama hamil jadi pengalaman berharga dan menjadi kenangan yang indah di kepala, saat melahirkan pun demikian. Apalagi pengalaman saat anak terus tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria, wah sungguh sangat bahagia rasanya.
Ok, fokus lagi ke pengalaman KB ya.
Saat lahir anak pertama aku memutuskan untuk KB alami, karena untuk KB hormonal dokter kulitku melarangnya soalnya aku ada masalah sama jerawat. Untuk KB non hormonal pun aku belum berani. Secara ... waktu itu aku masih mudaðŸ¤.
Tapi ternyata ASI ku tidak banyak, akhirnya bayiku BB nya dibawah rata-rata. Bidan menyarankan untuk tambah sufor, apalagi aku juga berprofesi sebagai guru. Jadi anak sering ditinggal. Saya berusaha pompa ASI, tapi setiap pompa hanya 10 sampai 30 mili. Terus terang, aku suka iri melihat Ibu yang ASInya banyak, dan sedih karena melihat ASI ku sedikit, padahal obat bidan untuk penambah ASI aku konsumsi, sayur katuk aku makan setiap hari, termasuk pijat ASI. Tapi tetap ASI ku kalau dipompa, hasilnya tidak lebih dari 30 mili. Akhirnya aku terima saran Bidan, untuk memberikan tambahan sufor pada anak pertamaku, anakku pun tumbuh jadi anak yang sehat dengan BB normal sesuai dengan pertumbuhannya.
Dengan demikian KB alamiku gagal.
Terlahir lah anak ke-2 saat kakaknya berusia 1,5 tahun. Mulailah browsing, KB apa yang aman untukku. Ternyata ada 1 pilihan yang pantas dicoba, yaitu "suami yang ber-KB"
haibunda.com |
Ternyata pilihan ini pun gagal. Lahirlah anak ke 3 dengan beda usia 1 tahun dengan anak ke 2.😱
Setelah anak ke-3 lahir aku beranikan diri memakai KB hormonal, meski dokter kulitku melarang. Demi pertumbuhan anak-anakku, aku nekad memilih KB hormonal, kasihan mereka kalau terus-terusan punya adik.
hallosehat.com |
Bismillah, saat itu aku coba suntik KB. Ternyata efek sampingnya, betis ku terasa berat kalau melangkah. Akupun berencana pindah ke pil KB.
Browsing lagi di internet, merk pil apa saja yang ada.
katalog.or.id |
Maka jatuhlan pada merk Diane, katanya pil ini tidak membuat muka berjerawat, hanya memang harganya lumayan. Akupun mencobanya, tapi ternyata efek sampingnya mual luar biasa, kaya mual lagi hamil, membuat aku sulit beraktifitas.
Pencarianku mencari KB yang cocok tidak terhenti di sini, karena sadar termasuk Ibu yang masih produktif dan kata orang termasuk subur, aku pun mencoba kembali pil KB. Kali ini aku mengkonsumsi pil KB Andalan Laktasi. Pil KB khusus ibu menyusui, seperti halnya pil KB yang lain, Pil ini harus dikonsumsi setiap hari secara teratur, bedanya pil ini khusus untuk Ibu menyusui agar tidak mengganggu produksi ASI dan Alhamdulillah cocok buatku.
popmama.com |
K24Klik.com |
Saat anakku berusia 2 tahun, sudah tidak minum ASI, aku pun berpindah ke Andalan yang biasa (bukan untuk ibu menyusui), ternyata pil yang satu ini memiliki efek yang sama saat aku mengkonsumsi Diane. Seharian kepala pusing dan mual-mual.
Saat itu ada rekan kerja yang menyarankan pil KB yang sama dengan yang ia konsumsi yaitu Microgynon.
sehatq.com |
Aku pun mencobanya, setelah pil Andalan ku habis selama satu bulan. Jadi, readers kalau aku mau pindah konsumsi pil KB, aku selalu menghabiskan dahulu pil tersebut selama satu bulan, baru pindah pil KB yang baru.
Nah,... semenjak itu dan sampai sekarang aku masih setia dengan pil KB ini. Karena ini yang paling cocok denganku, meskipun ada efek samping mual tapi mual nya masih ringan dan bisa aku tolelir.
Ya... Itulah pengalamanku dalam ber-KB. Gimana readers semua ber-KB juga? Boleh komen dan sharing di sini.