Saturday, 11 July 2020

Resensi "The Beautiful Geek"

Judul: The Beautiful Geek
Penulis: Tria Barmawi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2014
Jumlah halaman: 196 halaman

Novel ini menceritakan seorang siswi genius yang bernama Jihan. Di usia SMP ia kesulitan bersosialisasi dengan teman-temannya karena dianggap aneh, kutu buku, dan tidak berpenampilan menarik.

Penilaian sebagian besar temannya itu, membuat Jihan tidak percaya diri dan selalu menarik diri dari pergaulan. Lalu datang sosok Aidan, laki-laki yang banyak digemari siswa perempuan di sekolahnya, tapi justru menyukai Jihan. Begitupun dengan Jihan, dia menyukai Aidan. Hanya saja mereka tak pernah menyatakan isi hatinya masing-masing.

Hingga suatu hari Jihan mendengar percakapan teman-teman perempuannya yang membuat dia menjauhi Aidan.

Sampai akhirnya mereka masuk SMA di sekolah yang sama, SMA Garda Pertiwi, meskipun kelas yang berbeda. Di sekolah inilah, Jihan berusaha berubah, lebih berbaur dengan teman-temannya. Dia bahkan diajak bergabung dengan kepanitiaan festival tahunan OSIS yang mengusung tema kesukaannya, Board Game.

Tiba-tiba Harsya, anak laki-laki populer di SMA Garda Pertiwi yang juga sahabat Aidan, menyatakan perasaanya pada Jihan, saat mereka mengikuti seleksi peserta kompetisi nasional sekolah berprestasi.

Konflik terjadi saat gosip hubungan Harsya dan Jihan menyebar di sekolah, padahal Jihan tidak pernah menerima ajakan Harsya untuk pacaran. Jihan dibully genk Jessika karena Chiara anggota genknya menyukai Harsya. Jihan dianggap "pelakor"

Selain dibully, acara festival tahunan sekolah pun kena imbasnya. Genk Jessika yang menjadi team pencari dana acara festival tahunan, tidak mau mencari dana jika Jihan tidak dikeluarkan dari kepanitiaan.

Saat keadaan seperti inilah  justru terlihat Aidan  yang tampil melindungi, mesti dengan cara yang tidak biasa. Sehingga Jihan merasa dibenci Aidan. Benarkah demikian?

Novel ini sangat menarik, bahasa yang digunakan mengalir namun tetap fokus. Membacanya setiap halamannya membuat saya ingin tahu bagaimana akhirnya.

Konflik yang diangkat pun cukup bikin baper, sehingga saya bisa merasakan bagaimana jika saya berada pada posisi Jihan.

Suasana sekolah SMA dengan ulangan-ulangan dadakan, guru yang killer, persahabatan, teman genk, bahkan pembullyan yang diceritakan di novel ini terasa sangat hidup.

Tak lupa walaupun tersirat, penulis juga memaparkan  hikmah dibalik isi cerita novelnya.


No comments:

Post a Comment

Resensi "MAHARESA"

Hai Readers apa kabar? Kembali lagi dengan saya yang mau berbagi resensi buku yang dibaca bulan Juni ini.  Ada dua novel yang udah selesai a...