Bahagiakan
dirimu…
Hidup
di dunia hanya satu kali, semua orang tahu dan pasti menyadarinya. Tapi apakah
semua orang sudah mendapatkan kebahagiaan saat
ia hidup di dunia, padahal dia tahu hidupnya di dunia hanya satu kali?
Jawabannya, tidak semua. Dahulu ada seorang putri
bangsawan yang ditinggalkan harta kekayaan oleh orang tuanya dengan sangat
berlimpah. Sewajarnya sang putri merasa bahagia , tapi nyatanya tidak. Ia malah
hidup tak menentu, menikah dengan beberapa laki-laki seumur hidupnya, karena
pernikahan yang tak ia jalani tak pernah bertahan lama, paling lama usia
pernikahannya hanya 1 tahun.
Atau
contoh lain seorang aktor Yahudi terkenal bernama Anwar Wajd pernah berseloroh
pada istrinya, “Andai saja aku punya uang sebanyak 1 juta poundsterling (mata
uang Inggris), maka aku kan bahagia walaupun harus menderita suatu penyakit”
Ketika ditanya istrinya,”Untuk apa uang sebanyak itu”, Wajd berkata, “sebagian
uang itu akan kugunakan untuk berobat dan sisanya akan kugunakan untuk membeli
kebahagiaan.”
Subhanallah,
tak lama kemudian cita-cita Wajd tercapai, ia mendapatkan uang lebih dari 1
juta poundsterling, tapi mendadak ia terserang penyakit kanker hati, dan uangnya habis untuk berobat, sedang sakitnya
tak kunjung sembuh sampai akhirnya ia meninggal dengan penuh penyesalan.
Dua
kisah nyata tadi, membuat kita berfikir, Jika harta dan keturunan tidak
memberikan kebahagiaan, lalu dimanakah
letak kebahagiaan? Bagaimana cara mendapatkannya?
Baca
dan renungkan syair nashied berikut ini:
Semua manusia memburu
ketenangan dan kebahagiaan
Karena ia fitrah semula jadi manusia
Dimana ketenangan dan dimana bahagia
Pada harta, pangkat, dan kuasa
Atau pada kecantikan wanita
Kalau disitulah kebahagiaan
Mengapakah jutawan berpenyakit jiwa
Kenapa yang berpangkat
Pemarah dan beremosi saja
Mengapa yang punya kuasa
Berkrisis senantiasa
Mengapa gila wanita, selalu kecewa
Dimana Ketenangan
Dimana Kebahagiaan manusia
Sudah lama manusia
Mencari tiada jumpa
Terumbang ambinglah mereka
Ditengah kemodernan hidupnya canggih
Tapi jiwanya terkikis sedih
Manusia kehilangan kebahagiaan
Walau senantiasa memburunya
Yang disangka bahagia
Itu rupanya, mengecewakan
Harta, pangkat dan kuasa jua wanita
Semuanya menipunya
Manusia kecewa dimana-mana
Dimana ketenangan
Dimana kebahagiaan manusia
Ya Allah itulah Tuhan
Sumber kebahagiaan
Kenali dan Cintailah Allah
Karena Allah mencintai kita
Cintakan Allah, tiada kecewa
Berimanlah kepada-Nya
Dan sembahlah Dia
Ikutilah syariat-Nya
Tawakallah pada-Nya
Mintalah kepada-Nya
Berbaik sangkalah kepada-Nya
Itulah penenang jiwa
Nikmat bahagia pasti di rasa
Memang benar manusia pada
fitrahnya selalu mencari kebahagiaan, namun kebanyakan mereka salah mengartikan
kebahagian. Mereka mengira harta, pangkat, kekuasaan dan kecantikan wanita
bisa memberi kebahagiaan.
Nyatanya
apa yang mereka kejar selama ini hanya menyisakan penderitaan dan kekecewaan,
namun walau begitu kebanyakan manusia pura-pura tidak tahu akan kekeringan
ruhani dan kepedihan hati karena kebahagiaan hakiki tak pernah mereka
dapatkan.
Jika
saja mereka mau menyisihkan waktu untuk merenung. Jika saja mereka
mengkhusyukan diri dihadapan Rabbnya, maka kebahagiaan itu sebenarnya sudah
bisa mereka dapatkan.
Karena,
pada hakikatnya kebahagian itu ada digenggaman Allah, maka untuk mendapatkannya
kita tinggal memintanya pada Allah .
Bagaimana
cara meminta kebahagiaan itu? Tentu dengan mengenal dan mencintai Allah. Sang
Pemilik Kebahagiaan, Sang Pemilik Cinta yang tak akan pernah mengecewakan
orang-orang yang mencintai-Nya
Mencintai-Nya
dengan cara beriman dan selalu beribadah pada-Nya. Mengikuti syariat-Nya,
bertawakal dan meminta hanya kepada-Nya, serta berbaik sangka kepada-Nya. Jika
semua ini dilakukan, maka kebahagiaan hakiki itu bisa kita dapatkan, Insya
Allah.
Wallahu
‘alam (WS ‘08)
Tulisan ini pernah dimuat di bulletin Tausiyah, tahun 2008
Masha Allah, bahagia itu sebenarnya ada di dekat kita ya, yang perlu kita lakukan hanyalah bersyukur kepadaNya :)
ReplyDeleteSetujuuuuuuu... Trimakasih mba sudah mampir:)
Delete