Monday, 15 June 2020

Terjebak di Jurusan Bimbingan Konseling

Assalamu'alaikum readers, rekan-rekan dan sahabat semua. Bagaimana kabar semua? Semoga selalu ceria, seperti cerahnya suasana pagi ini.

Ditulisanku kali ini, aku mau berbagi pengalaman saat kuliah di jurusan Bimbingan Konseling, yang saat aku kuliah masih bernama jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam. Tulisan ini aku buat agar bisa jadi gambaran readers yang sedang bingung mencari-cari jurusan buat kuliah 

Sebelum lebih jauh menceritakan masa kuliahku. Aku mau cerita sedikit tentang siapa aku saat ini.

Aku adalah seorang guru BK disalah satu sekolah negeri di Kabupaten Bandung. Sebuah profesi yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, bahkan saat aku kuliah di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung, yang sekarang berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) pun aku tak pernah membayangkan menjadi seorang Guru BK.

Makanya tulisan ini aku beri judul terjebak di jurusan Bimbingan Konseling. Karena untuk masuk jurusan BK saja tidak pernah terpikirkan dibenakku. Dulu waktu awal mengisi form pendaftaran aku mengisi pilihan jurusan Tafsir Hadits di Fakultas Ushuluddien.  

Meski basic pendidikanku dari jurusan IPA di SMU, entah kenapa dulu aku "keukeuh" masuk jurusan yang kebanyakan mahasiswanya berasal dari pesantren, atau paling tidak sekolah di Madrasah Aliyah (MA). Satu tahun lebih 3 bulan aku kuliah di jurusan Tafsir Hadits, akhirnya aku tumbeng juga, soalnya demi mengejar ketertinggalanku dalam hal bahasa arab, aku rela mengikuti kuliah tambahan sampai sore. Badanku hanya bisa  bertahan 2 semester untuk megikuti ritme kuliah dan tambahan kuliah dari pagi sampai sore. 

Di semester ke 3  aku terkena sakit typus, cuti kuliah selama setengah semester membuatku enggan melanjutkan kuliah. Namun karena dorongan kedua orang tua yang peduli akan pendidikan anak bungsunya, akhirnya di tahun berikutnya aku pun melanjutkan kuliah dengan pindah jurusan. 

Awalnya masih bingung mau pindah jurusan ke mana, tanpa sengaja bertemu dengan kakak kelas di Mesjid Kampus yang kebetulan kuliah di fakultas dakwah. Aku pun mencari tahu jurusan apa saja yang ada di Fakultas Dakwah, dan apa beda dari setiap jurusan yang ada di fakultas tersebut.

Dia bercerita bahwa dakwah itu banyak macamnya ada dakwah nafsiyah, fardiyah, fi'ah qolillah, hizbiyyah dan dakwah ummah. 

Apa itu Nafsiyah, Fardiyah, Fi'ah qalillah, Hizbiyyah dan Dakwah Ummah???

πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡

Readers pasti bingung ya? Ok, aku beri sedikit keterangan biar tidak terlalu bingung:
  • Dakwah Nafsiyah adalah dakwah pada diri sendiri.
  • Dakwah Fardiyah adalah berdakwah pada minimal satu orang mad'u (orang yang di dakwahi)
  • Dakwah Fi'ah Qalillah adalah dakwah dalam bentuk satu kelompok kecil
  • Dakwah Hizbiyyah adalah dakwah dalam bentuk organisasi dakwah.
  • Dakwah Ummah adalah dakwah dengan mad'u yang sangat banyak seperti ceramah di mesjid ataupun tabligh akbar



Gimana Readers, sudah ada sedikit pencerahan bukan? Ok, kita lanjut ceritanya ...


Semua jenis dakwah dipisahkan bidang keilmuannya di Fakultas Dakwah menjadi 6 jurusan. Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), Manajemen Dakwah, Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Ilmu Komunikasi Humas, Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Ilmu Komunikasi Jurnalistik.

Lalu dia bercerita tentang jurusan BPI yang lebih condong pada penerapan dakwah nafsiyah, fardiyah dan fi'ah qalillah. Sementara jurusan lainnya lebih condong pada dakwah hizbiyah dan dakwah ummah.

Dari penjelasan singkat itulah, akupun mendapat sedikit gambaran mengenai Fakultas Dakwah, dan sebulan kemudian aku mantap memilih jurusan BPI sebagai ilmu yang akan kucari di Kampus Biruku. Ya... kampus biruku... karena letak IAIN SGD Bandung ada di Jl. Ci Biru πŸ˜ƒ

Lalu setelah terjebak di jurusan BPI (Bimbingan Konseling) apa yang terjadi sampai aku berhasil jadi PNS Guru BK? Penasaran dengan Ceritaku? Nantikan tulisanku berikutnya ya, sekarang sudah "waktunya buat anak-anak,"

Insya Allah besok saya tulis kelanjutannya... daa... wassalam'alaikum...πŸ‘‹πŸ˜Š





35 comments:

  1. Masya Allah, jadi tahu jurusan BPI.
    Bapakku pensiunan guru, Mbak. Terakhir ngajar jadi guru BP/BK di SMA di Kediri. Terakhir ngajar tahun 1991. Lalu jadi kepala sekolah SMA selama 8 tahun sampai pensiun. Nah, tahun 1991 aku kelas 1 SMA, guru BP/BK nya Bapakku. Dan jadinya cowok yang bemasalah dan langganan dipanggil guru BP jadi benci aku setengah mati hihihi...pernah ku dilempar batu huhu atau diteriakin nama bapakku
    Eh, malah curhat :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Salaaam... Sampai dilempar batu 😱Semoga enggak kejadian sama anak2ku.πŸ˜₯

      Btw, terimakasih mba sudah berkunjung πŸ₯°

      Delete
  2. Terjebak akhir'y kecemplung ya Mba. Insha Allah biarpun merasa terjebak tp itu yg terbaik. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya 🀭. Justru dari terjebak ini jadi jalan menjadi PNS. Alhamdulillah.

      Terima kasih mba sudah berkunjung πŸ₯°

      Delete
  3. Terjebak yang akhirnya membawa keberuntungan ya mbak. Memang kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di hari esok. Yang terpenting jalanin dan nikmati apa yang sudah menjadi pilihan kita. Oya mbak saya jadi penasaran dengan cerita selanjutnya, kira-kira gimana ya ceritanya bisa jadi PNS. .. 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul... Jalan hidup tidak ada yang tahu.

      Ashiap. .. Nanti saya buat tulisan ttg perjalanan jadi PNS. Insya Allah.

      Btw, Terima kasih mba sudah berkunjung.

      Delete
  4. Mbak, kutunggu serinya. Aku juga lagi nulis ceritaku terjebak di fakultas hukum... eh, kalo ada antalogi terjebak di sebuah fakultas kayaknya kita bisa gabung yaa... wkwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seri ke 2 nya udah saya tulis mba di blog ini dengan judul "terjebak di Jurusan Bimbingan Konseling (part2) 😁
      ternyata banyak yang terjebak ya.. .
      Antologi Terjebak πŸ€—

      Delete
  5. Waktu duduk di bangku SMP , aku pernah diberi materi oleh guru BK. Aku jadi ingat, seorang guru BK setidaknya harus bisa berbaur dengan hampir seluruh siswa di sekolah tersebut. Mbak semangat ya menjadi guru BK karena biasanya yang menghadap guru BK anak-anak yang perlu mendapat perhatian khusus. Dulu temanku yang bandel misalnya sering disuruh ke guru BK. Apakah benar mba ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Guru BK itu milik semua siswa 😊. Kalau di sekolah semua anak sering ke ruang BK, bukan hanya yang "nakal" Saja mba.

      Yang sekedar curhat juga ada. Kadang guru BK nggak punya waktu istirahat.

      Disekolah ada yang namanya bimbingan kelompok, bimbingan klasikal dan responsif.

      Bimbingan kelompok dan klasikal itu sudah terjadwal kan. Nah yang memanggil anak nakal plus denger curhat anak inilah yang disebut bimbingan responsif, dan tidak terjadwal kan. Belum menerima tamu orang tua murid.

      Mungkin lain waktu aku buat juga tulisannya tentang "asyiknya jadi guru BK'😁

      Oh, ya. Terima kasih sudah berkunjung mba πŸ₯°

      Delete
  6. Kampus Sunan Gunung Djati ini dulu kerap kulewati saat naik bus Damri jurusan DU-Jatinangor, Mbak. :)

    Jadi dapat penjelasan tentang macam-macam ilmu dakwah..

    Semoga dimudahkan dalam menjalankan tugas/kewajiban sebagai seorang pendidik dan abdi negara ya, Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, Terima kasih mba support nya πŸ₯°
      Terima kasih juga sudah berkunjung.

      Delete
  7. Kita nggak pernah tau masa depan ya Mbak.. Terjebak yang menyenangkan. InsyaAllah semua yang diberikan paling baik.untuk kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bettuuuul sekali. Karena hanya Allah yang tahu apa yang terbaik buat kita.

      Terima kasih mba atas kunjungannya, πŸ₯°

      Delete
  8. MasyaAllah mbak semoga ilmu yang (kecemplung) ini bisa bermanfaat untuk sesama ya mbak. Mau dunk mbak lanjutin ceritanya♥️, ditunggu ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaminn. Terimakasih doanya mba.

      Btw kelanjutannya sudah saya tulis di blog ini dengan judul "Terjebak di Jurusan Bimbingan Konseling (part 2)"

      Bisa dilihat sekarang mba,, 😊 dan Terima kasih sudah berkunjung

      Delete
  9. Jadi guru BK identik dengan mengurusi anak-anak bermasalah ya mbak. Padahaaaal... enggak begitu ya mbak,hihi. Saya ingat pas SMP punya guru BK yang asyik banget. Kami dulu suka "nongkrong" di ruang BP. Padahal saya bukan anak bermasalah lho, hihi. Senang aja bisa ngobrol sama guru yang kyknya ngerti kita banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Guru BK yang bersahabat ya. Itulah guru BK zaman now. 😊.

      Terima kasih mba atas kunjungannya. πŸ₯°

      Delete
  10. Masyaallah saya baru ngeuh dakwah itu ada berbagai macam. makasih mba pencerahannya, jadi menambah ilmu nih. semoga sukses selalu menjadi guru BK ya mba. semangaaat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Warni26 June 2020 at 00:09
      Iya, pada hakikatnya kita semua da'i.
      Pendakwah. Minimal da'i yang mendakwahi diri sendiri.

      Delete
  11. Iya, pada hakikatnya kita semua da'i.
    Pendakwah. Minimal da'i yang mendakwahi diri sendiri.

    Terimakasih doa dan kunjungannya mba πŸ₯°

    ReplyDelete
  12. Kalo gak baca tulisan ini saya gak bakal tau kalau menjadi guru bk adalah berdakwah meskipun dengan satu orang. πŸ˜‚

    Dulu guru BK di sekolah saya dulu agak nyentrik dan beda dari guru2 yg lain lembut dgn siswa, karena itu dulu saya berharap punya kesempatan untuk bisa curhat sayang gak pernah kesampean, gurunya BK nya sibuk terus dan lagi, kalo abis dipanggil atau keluar dari ruang BK pasti langsung di cap anak bermasalah, pdhal waktu itu pengen bgt sekedar ngobrol2 dengan guru BK πŸ˜‚

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba rini bisa ngobrol2 sekarang juga sama guru BKπŸ₯° sama aku 😁.

      Iya mmg beberapa anak juga suka gitu. Pas ketemu di kantin bilangnya mau curhat, tapi nggak kelihatan. Ke ruang BK mungkin karena ada tamu di ruang BK nya atau keburu ada orang lain yang curhat di ruang BK.

      Guru BK masih terbatas jumlahnya di sekolah. Aturan baku 1 guru BK untuk 150 orang. Nyatanya dari dulu satu kebanyakan sekolah, guru BKnya cuman satu orang.

      Jadi tidak semua siswa mendapatkan layanan BK. Makanya salah satu cara agar menjangkau semua siswa, saya membuat boarding counseling di sekolah.

      Tentang tulisan boarding sekolah sudah dimuat di buku Antologi Bangga Menjadi Guru Litetat, yang resensi nya aku share di blog ini.

      Btw, Terima kasih sudah berkunjung mba Rini πŸ₯°

      Delete
  13. Mbaaak.. Aku penasaran sama lanjutan ceritanya. Terus akhirnya nasibnya gimana? Lebih enjoy apa gimana nih? Penasaraaan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah ada tulisan kelanjutannya di judul "terjebak di jurusan bimbingan konseling (part 2) mba. Monggo di lihat.

      Terimakasih sudah berkunjung mba April ely πŸ₯°

      Delete
  14. BPI bisa jadi PNS ya? Ikutan Depag kah? Temanku ada juga yang BPI, PNS juga, tapi gak jadi guru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah temannya jurusan BPI juga ya, lulusan taun berapa? Bisa jadi satu angkatan sama aku. 😊

      Aku PNS ikut testing dinas pendidikan.

      Btw, terima kasih mba desi sudah berkunjungπŸ₯°

      Delete
  15. wah mbak warniati terjebaak dalam kebaikan ya. ditunnggu cerita selanjutnyaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba🀭

      Tulisannya sudah ada sambungannya mba dengan judul "terjebak di jurusan Bimbingan Konseling ( part 2) "

      Terima kasih mba Shafira sudah berkunjung πŸ₯°

      Delete
  16. Mbak, banyak-banyak yaaa bikin seri tulisan tentang fakultas atau keilmuan yang dijalani dulu. Ini bermanfaat banget InsyaAllah untuk adik-adik yang mau kuliah. Juga orang tua yang punya anak mau kuliah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah mba Alfa.
      Terima kasih sudah berkunjung di blog sederhana ini. πŸ₯°

      Delete
  17. Yah... tulisannya nanggung nih, bikin penasaran. ditunggu tulisan selanjutnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah ada kelanjutannya mba Nunu, silahkan mampir lagi di judul "terjebak di jurusan Bimbingan konseling (part 2) "

      Terima kasih sudah berkunjung mba., πŸ₯°

      Delete
  18. Saya baru tahu bahwa ada jurusan BK mbak. Zaman dulu guru BK nya juga merangkap guru bidang studi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada mba, jurusan BK hanya tidak semua lulusan BK berprofesi sebagai guru BK.

      Jadi sekolah masih kekurangan guru BK, makanya seringkali guru BK merangkap guru mapel.

      Btw, Terima kasih sudah berkunjung mba AmelπŸ₯°

      Delete

Resensi "MAHARESA"

Hai Readers apa kabar? Kembali lagi dengan saya yang mau berbagi resensi buku yang dibaca bulan Juni ini.  Ada dua novel yang udah selesai a...